Masuk ke bioskop saya ketinggalan beberapa menit. Gara-garanya nungguin pacar noh lama banget kalo dandan, hehe. Di film ini sempat saya berpikir akan banyak adegan perang dan banyak darah, karena setahu saya ini film tentang perjuangan Romo Soegija melawan penjajah yang ada di Indonesia. Tetapi saya salah, di film ini mencakup berbagai aspek kehidupan, terutama di sisi kemanusian. Banyak tokoh yang muncul di film ini, semua memiliki porsi yang sama.
Yang pertama tentunya Soegijapranata, yang merupakan judul film ini. Diperankan oleh Nirwan Dewanto, Soegija diangkat menjadi uskup pribumi dalam Gereja Katolik Indonesia. Tokoh ini menggambarkan bagaimana seharusnya menjadi pemimpin. Soegija tidak mau dilayani, beliau hanya ingin melayani. Biarlah rakyat merasa kenyang terlebih dahulu, dan pemimpin-pemimpin yang terakhir merasa kenyang. Dan jika terjadi kelaparan, biarlah pemimpin yang merasakan terlebih dahulu. Soegija rela melakukan apa saja untuk kesejahteraan rakyat, perjuangannya melingkupi aspek yang sangat luas, baik di lingkungan nasional maupun internaaional. Selain Soegija, di film ini juga menampilkan tokoh-tokoh nasional Indonesia, seperti Soekarno, Fatmawati, Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, Sri Sultan Hamengkubuwana IX, Sri Paku Alam VIII , Jenderal Soedirman, Soeharto, dll. Soegija di bantu oleh seorang abdi dalem, Koster Toegimin yang di perankan oleh Butet Kertarajasa. Tokoh ini memberi warna lain dengan tingkahnya yang sedikit konyol. Jadi di sela-sela film ini saya dibawa tertawa oleh tingkah laku Toegimin.
Selain Romo Soegija, film ini menampilkan tokoh tokoh yg cukup menarik seperti yang saya sebutkan di awal tadi. Mariyem yang di perankan oleh Annisa Hertami Kusumastuti memiliki kisah tersendiri. Salah satu umat di gereja katolik, Mariyem menjadi perawat yang membantu mengobati rakyat yang terluka akibat perang yang terjadi masa itu. Mariyem juga mempunyai seorang kakak, yang merupakan keluarganya satu-satunya. Tetapi naas mereka harus berpisah dan sang kakak meninggal ketika berjuang membela negara. Tokoh Mariyem juga mempunyai kisah cinta dengan seorang wartawan dari Belanda. Menurut saya Mariyem merupakan tokoh yang paling banyak menemui konflik.
Selain itu ada sebuah keluarga keturunan tiong hoa, ling ling, bocah kecil yang tinggal bersama ibu dan kakeknya. Semula ada seorang jenderal Jepang yang berkawan dekat dengan keluarga ini dan sering berkunjung ke restoran keluarga ini. Tetapi ketika Jepang menduduki Indonesia, si jendral jepang harus memisahkan keluarga ini. Sang ibu di ambil oleh tentara jepang. Polemik tersendiri bagi si jenderal yang sebenarnya sangat merindukan keluarganya dan anak perempuannya di Jepang, yang sering dia lihat pada sosok ling ling.
Kisah lain tentang jendral dari belanda. Dia menganggap dirinya adalah mesin terhebat untuk menjajah Indonesia. Tetapi pada sebenarnya dia juga ingin pulang kepada ibunya di Belanda, yang selalu berdoa agar perang ini berhenti. Ada juga seorang pemuda pribumi yang berjuang demi tanah air Indonesia tercinta. Dia merupakan pemuda desa yang tidak bisa baca tulis, tetapi dia tetap rela berjuang sekuat tenaga demi Indonesia, sampai pada akhirnya dia bisa membaca kata 'MERDEKA'.
Satu hal lagi yang menarik dalam film ini menurut saya, yaitu tokoh Pak Besut, seorang penyiar radio yang selalu melaporkan kejadian-kejadian penting perjuangan Indonesia dalam merebut kemerdekaan. Dengan setting yang cukup apik sampai ke detail-detailnya, Soegija bebar-benar mampu membawa penonton dalam suasana perjuangan. Antara 1-5, saya memberikan nilai 4 untuk film ini dalam ukuran film Indonesia. Banyak hal yang saya dapat setelah nonton film ini, salah satunya yaitu pentingnya mental dalam menjalani hidup ini. Dalam sebuah adegan Soegija berbicara kepada pemimpin barisan pemuda, sesaat setelah Indonesia mendapat pengakuan kemerdekaan dr Belanda, kurang lebihnya seperti ini, "kalau mau terjun ke dunia politik, harus mempunyai mental seorang politik, kalau tidak, ya hanya akan menjadi benalu negara ini" . Ya, seperti politikus-politikus saat ini, semua hanyalah benalu yang menggerogiti negara demi kesenangannya sendiri
Published with Blogger-droid v2.0.4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar