+ -

Pages

Senin, 13 Februari 2012

GANFFEST : FESTIVAL FILM DI KOTA KEMBANG (cerita oleh penulis : Mohammad Oni Triyono)


Sempat ketinggalan kereta karena hal yang tak perlu disebutkan, akhirnya saya membeli tiket kereta selanjutnya dengan harga yang lebih mahal (kelasbisnis) untuk menyusul teman-teman ke Bandung untuk menghadiri Gansesha Film Festival. Festival pertama yang saya hadiri di tahun 2012 ini, dan yang pertama pula di wilayah jawa barat.Sebelumnya di tahun 2011 saya sempat menghadiri festival serupa di Malang (Mafvie2011), Solo (FFS), dan Jogja (JAFF). Ekspektasi saya cukup tinggi akanfestival kali ini, karena LFM sendiri bukanlah pemain baru di dunia film, salahsatu unit kegiatan di ITB ini sudah berumur 50 tahun lebih. Ganffest sudah tiga kali ini di adakan, pertama tahun 2008 dan selanjutnya menjadi event 2 tahunan, melihat dari dua penyelengaraan sebelumnya yang cukup sukses, dari yang penyelengaraan pertama hanya melingkupi jawa dan bali, even kedua kalinya bisa mencakup se Indonesia, maka tak salah kalau ekspektasi saya cukup besar kali ini.
Tahun ini Ganffest mengambil tema MOVE(I) ON!. Tema ini melambangkan harapan dari Ganffest itu sendiri, yakni agar perfilman Indonesia kembali “MOVE ON”, bergerak kembali menuju perbaikan.Untuk mencapai perbaikan itu, dibutuhkan film film yang dibuat dengan kreativitas dan inovasi. Ketiga unsur tersebut, FILM, KREATIVITAS dan INOVASI menjadi 3 komponen utama dasar diadakannya dari rangkain acara GANFFEST 2012.
Hadir dengan inovasi 3D pada film pendek, dan bus megaplex, bis yang di sulap menjadi bioskop, cukup menarik buat saya. Tetapi konten tampilan fim 3D tersebut, adalah profil sebuah apartemen ciputra  di Filiphina. Saya sempet mengkerutkan dahi, dan berkata dalam hati, ealaaaa.... ya ya, perkiraan saya tentang konten 3D ini adalah sebuah film pendek karya anak negeri  3D. Bukannya tontonan perumahan ciputra di luarnegeri, tetapi di luar konten dalam tayangan 3D tersebut,  inovasi 3D dalam festival film pendek baru kali ini ada, +1 buat Ganffest.
Hadir dengan 15 official selection dari 136 film yang masuk kepanitia, dan beberapa special screening, Ganffest menyajikan tontonan yang cukupmenarik. Pemutaran-pemutaran dilakukan dalam 2 hari, disertai dengan sedikit diskusi bersama filmmakernya. Entah harapan saya yang terlalu tinggi atau memang kenyataan bahwa inilah film-film para kurator pada Ganffest tahunini, saya tidak puas dengan film-filmnya, terutama official selectionnya (ini bukan karena film dari UKM  saya tidak ada yang masuk loh ya..) Beberapa film sangat kurang dalam teknik maupun cerita. Dari 9 film official selection yang saya tonton (karena di dua sesi saya ketinggalan dan kehabisan tiket), hanya empat yang saya anggap bagus, dan lagi beberapa film tersebut sudah pernah saya tonton sebelumnya. Memang sih ada beberapa film dari filmaker yang masih duduk di SMA ataupun SMK, dan kualitas  film mereka bisa di maklumi lah melihat latar belakang mereka. Tapi apakah official selection yang masuk itu sendiri di bagi-bagi lagi? Alangkah baiknya jika di bagi menjadi kategori sendiri untuk memperjelas standart official selection.
Diskusi bersama filmmaker pun kurangmenarik, bahkan beberapa diskusi, tanpa tanya jawab dengan penonton, padahal sesi inilah yang biasanya ditunggu oleh penonton untuk mendapat penjelasan dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul setelah menonton film (khusunya film pendek yang biasanya memang di perlukan diskusi-diskusi untuk memperjelas maksud yang ada pada film tersebut). Teknis pemutaran juga tidak rapi, beberapa film terputus-putus sehingga mengurangi kenyamanan menonton. Di tambah lagi suara band2an dari ITB fair yang cukup menganggu. Meskipun acara ITB fair sendiri cukup membantu ramainya pemutaran Ganffest kali ini.
Pada malam hari semua komunitas yang hadir dari Jakarta, Solo, Semarang, Jogja, Surabaya, Makasar berkumpul bersama di basecamp. Ini juga merupakan acara wajib ketika datang pada festival film. Disini bisa saling tukar pikiran dengan komunitas lain, bertukar film, dan bertukar ilmu tentunya, karena disini lah kita bisa bertemu teman-teman sesama penggiat film khusunya film pendek. Para teman2 bisa mengobrol sampai pagi, maklum jarang bangetkan teman-teman  komunitas film bisa berkumpul seperti saat ini. Obrolan pun serasa tak ada habisnya, dari bagaimana cara-cara bikin film yang bagus, cara bikin pemutaran yang bagus, kegiatan-kegiatan  di komunitas masing-masing, dan iklim perfilman di kotanya masing-masing sampai pada obrolan-obrolan lain yang tidak ada hubungannya dengan film, hehe..
Secara keseluruhan banyak banget pengalaman-pengalaman seru yang di dapat pada Ganffest tahun ini, pengalaman-pengalaman baru, dan juga teman-teman baru sesama pencinta film. Terima kasih buat LFM-ITB selaku penyelenggara Ganffest tahun ini dan juga atas sambutan dari panitia atas kedatangan komunitas-komunitas film dari seluruh Indonesia. Terus berkarya dan berinovasi!!
5 Mothisme: GANFFEST : FESTIVAL FILM DI KOTA KEMBANG (cerita oleh penulis : Mohammad Oni Triyono) Sempat ketinggalan kereta karena hal yang tak perlu disebutkan, akhirnya saya membeli tiket kereta selan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

<