Three O Six adalah coffe shop yang terletak di daerah
klampis, tepatnya di ruko-ruko seberang coffe toffe klampis, deretan
mandhailing café dan panties pizza. Di Three O Six jarang tersedia kopi lokal
Indonesia, kebanyakan adalah kopi-kopi import yang di datangkan dari berbagai
macam negara penghasil kopi di dunia. Pada saat saya berkunjung tersedia kopi
dari ethiopia, kenya dan satu lagi saya lupa, dan satu kopi lokal spesial untuk
espresso yaitu Toraja. Ketika saya tanya kepada sang Barista, menurut mereka
bukannya mereka tidak suka dengan kopi Indonesia, akan tetapi kopi Indonesia
belum mampu bersaing dalam segi kualitas, yang masih menurut mereka dikarenakan
proses pasca panen yang kurang baik, walaupun pada dasarnya kopi Indonesia juga
mempunyai kualitas coffe berry yang cukup baik.
Dengan design interior serta tata cahaya yang cukup pas
menurut saya, Three O Six mampu membuat pengunjung nyaman walaupun hanya berada pada ruang yang
cukup kecil. Penataan meja kursi yang tidak terlalu rapat tetapi mampu memaksimalkan
ruang serta meja bar dengan meja panjang di depannya untuk pengunjung yang
ingin melihat Barista beraksi, mampu menjadi nilai tambah untuk Three O Six. Tak
ayal saya pun memilih duduk di meja panjang depan Barista sambil menyaksikan
proses manual brewing serta tak menyia-nyiakan kesempatan untuk bertanya banyak
hal kepada Barista untuk menambah pengetahuan saya tentang kopi.
Untuk menu kopi filter
di Three O Six biasa menggunakan metode kalita wave dan v60. Pada
dasarnya metode ini sama, yang membedakan adalah filter kertas pada kalita
bergelombang sedangkan pada v60 tidak, dan juga driper pada kalita mempunyai
tiga lubang, sedangkan pada v60 hanya satu lubang.
Pada kesempatan ini saya memesan kopi filter Noah’s
Barin ETHIOPIA Dumerso roasted date 28 maret 2016 dengan metode kalita. Selain
dihidangkan dengan cara filter, kopi ini juga bisa dihidangkan dengan cara
espresso. Pada kemasan tertulis proses pasca panen secara natural dan
ketinggian tanam 1,700 – 1,800 mdpl serta memiliki profil strawberry, berry,
mid body, creamy.
Menurut sang Barista metode brewing kalita lebih baik
daripada v60, karena dengan filter yang bergelombang, maka sentuhan langsung
air dengan dripper akan berkurang sehingga mampu menjaga suhu yang optimal
untuk ekstrasi kopi. Kebetulan saat itu ada mas-mas sebelah saya dari kudus
yang kebetulan ada urusan di Surabaya, mampir juga di Three O Six dan memesan
kopi yang sama dengan saya tapi dengan metode v60, sehingga kita bisa saling
mencicipi.
Saat pertama kali menghirup aromanya, rasa yang saya dapatkan
adalah creamy dan fruity, serta sedikit aroma manis dan full cream, mungkin
seperti aroma gula merah, manis dan gurih. Setelah masuk ke mulut rasa fruity
semakin terasa, seperti asam buah berry, atau mungkin asam salak, bukan asam
jeruk, tidak berlebihan sehingga pas di mulut. Rasa pahitnya masih ada tapi
sangat tipis, tipis sekali. Body kopi medium cenderung light. Sedangkan kopi
mas-mas sebelah yang menggunakan metode v60 ada sedikit perbedaan dengan kopi
saya meskipun sangat tipis, yaitu lebih asam / acid dan body lebih light.
Secara keseluruhan Three O Six recommended bagi kamu
yang ingin merasakan cita rasa kopi-kopi dari seluruh dunia. Tapi perlu di
ingat “ngopi” merupakan sebuah pengalaman personal antara dirimu dengan
secangkir kopi yang kamu minum pada saat itu, dan tulisan ini hanya
menceritakan salah satu pengalaman saya dengan kopi saya hari ini. Terus
semangat eksplorasi kopi dan jangan lupa hangatkan harimu dengan secangkir
kopi… J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar