+ -

Pages

Rabu, 29 Februari 2012

ALL ABOUT KAMERA part1

 
Narsis Pake Jib =)

Kali ini saya akan share info tentang kamera yang saya dapat pada saat workshop film dokumenter kapan hari (liat postingan sebelumnya), tentang kamera oleh German G. Mintapraja. Pada waktu itu dapat CD yang isinya materi-materi selama workshop. Saya edit sedikit dan tambahkan foto-foto biar pembaca lebih enak liatnya, hehe. Selamat membaca.

Bicara tentang seorang Kameramen mungkin sudah banyak yang tahu apa dan bagaimana seorang Kameramen bekerja, mulai yang amatir, semi-profesional, sampai Kameramen profesional. Disini saya akan lebih banyak berbicara mengenai Kameramen profesional. Seperti apa sih Kameramen profesional itu? Apa bedanya dengan Kameramen amatur? Mungkin diantara anda ada yang bertanya seperti itu. Yang bisa dikatan Kameramen profesional adalah :


-          Kameramen Televisi
-          Kameramen News (Pemberitaan)
-          Kameramen Produksi (Musik, Drama, Sprort, Talkshow, dll)
-          Kameramen Film

Ada perbedaan karakter dalam pengambilan gambar pada golongan-golongan Kameramen tersebut, misalkan: seorang Kameraman News lebih mementingkan moment atau informasi yang didapat daripada harus memikirkan keindahan gambar (beauty shots) seperti yang sangat diperhatikan oleh Kameraman  Musik, Drama, dll. Itu hanya salah satu perbedaan dari berbagai macam karakteristik Kameraman. Belum lagi banyak sekali jenis kamera di dunia ini yang tentunya ada perbedaan-perbedaan satu sama lainnya. Meskipun ada perbedaan karakteristik dan banyaknya macam kamera, pada dasarnya cara kerja kamera sama. Untuk itu seorang Kameraman harus menguasai dasar-dasar fotografi. Lho kok jadi fotografi? kan kita membahas Kameraman Video, gambar yang dihasilkan bergerak tidak diam seperti foto? Ya, antara still photo dan video camera pada dasarnya sama. Cuma gambar yang dihasilkan berbeda, yang satu gambar diam yang satu lagi gambar bergerak.
BAHASA KAMERA
Bahasa kamera merupakan bahasa standar broadcast internasional. Jadi bahasa ini umum digunakan di stasiun televisi manapun diseluruh dunia.

Type of Shots
Pada dasarnya type of shots menjadi 3 bagian penting yakni:
-          Close Shots
-          Medium Shots
-          Long Shots (establish)

Close Shots
Medium Shots
Long Shots (establish)
 
Dari ke tiga type of shots tersebut maka tercipta variant-variant lain yang biasa digunakan, antara lain :
-          - ECU    : Extreme Close-Up.
-          - VCU   : Very Close-Up
-          - BCU    : Big Close-Up
-          - CU      : Close Up
-          - MCU   : Medium Close-Up
-          - MS      : Medium Shot
-          - MLS    : Medium Long Shot

Extrem Close-Up

Very Close-Up
 
Big Close-Up
 
Medium Close-Up
Antara sutradara dan kameramen diperlukan kesamaan persepsi pada ukuran-ukuran shoot. Misalkan ukuran sutradara medium shot sampai di bawah pusar, sedangkan kameramen menganggap medium shot hanya sampai di atas pusar, karena pusar orang Indonesia jelek-jelek,hehe. Maka dari itu sebelum shooting perlu adanya komunikasi dan penyamaan persepsi akan ukuran shots, agar pada waktu shooting tidak terjadi kesalahan pengambilan gambar.

Istilah-istilah lain dari shots yang biasa digunakan:
-          - Long Shot atau Full Shot        : Keseluruhan
-          - Wide Shot atau Cover Shot    : Keseluruhan obyek dalam adegan
-          - Close Shot atau Tight Shot     : Kelihatan detail
-          - Shooting Groups of people     : Bisa single shot, two shot, three shot dst sebagai
                                                           gambaran keseluruhan.

Shooting Groups of people
5 Mothisme: Februari 2012   Narsis Pake Jib =) Kali ini saya akan share info tentang kamera yang saya dapat pada saat wor...

Sabtu, 25 Februari 2012

Bikin Film Sama Pacar Itu Menyenangkan



 Dimas Luwuk & Ayu Sosin
Bagi seorang yang hobi bikin film, terutama teman-teman di UKM Sinematografi Unair bikin film pendek sama pacar itu menyenangkan loh. Ini berdasarkan pengamatan saya karena banyak pasangan-pasangan di Sinematografi Unair yang bikin film atau sekedar video unyu-unyu berdua. Istilahnya project cinta, alah!. Bahkan ada yang menyatakan cintanya lewat film, yang menuangkan curhatannya soal cintanya juga banyak. Hal ini karena orang yang dicintainya gagal di dapat jadinya gak bisa kan bikin film bareng, hihi.

Beberapa film-film bioskop juga ada yang berasal dari project cinta loh. Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen misalnya, mereka mendirikan rumah produksi yang bernama Alenia Picture dan berhasil menciptakan film-film berkualitas, diantaranya Denias, Senandung di Atas Awan (2006); King (2009); Serdadu Kumbang (2011). Di tahun ini mereka juga bakal menerbitkan satu film lagi yang berjudul Di Timur Matahari yang rencananya akan tayang bulan Juni tahun ini. Sama halnya dengan Denias, film terbaru Alenia ini juga mengambil set di Papua.

Satu lagi kisah cinta yang berasal dari perfilman. Kali ini ada dua sutradara muda berbakat yang yang gosipnya bakal melangsugkan pernikahannya tahun ini. Adalah Ifa Isfansyah, sutradara film Sang Penari dan Kamila Andini, sutradara film The Mirror Never Lies yang juga anak kandung dari sutradara legendaris Garin Nugroho. Bayangkan kalau dua sutradara muda berbakat itu berkolaborasi dalam satu film, pasti sangat di tunggu-tunggu tuh filmnya. hihi.

Lain cerita dengan kisah Hanung Bramantyo - Zaskia Mecca. Pasangan sutradara - artis ini berawal dari film Ayat-Ayat Cinta sutradara Hanung Bramantyo dan di perankan oleh Zaskia Mecca. Akhirnya mereka menikah dan saat ini sudah mempunyai satu anak. Jadi buat pasangan-pasangan di Sinematografi Unair, Dimas Luwuk dan Sosin, Theeta Kusuma dan Rahmad Syaifudin, Jaka Triadi dan Ciput, Mas Dok dan Iphip, Febri dan Zhazha, eph dan Faziq, Ilma dan Meta dan pasangan-pasangan lainnya, di tunggu yah karya-karya hebatnya :)

Tapi memang melakukan apapun barengan orang yang kita sayangi itu memang menyenangkan sekali,  apalagi kalo hobi kita di dukung sama pacar dan bisa ngelakuin bareng-bareng. Tak jarang pula bisa dapat pacar berawal dari hobi yang sama. Hihi. Bagi teman-teman yang masih beda hobinya sama pacarnya, coba deh nyobain hobi masing-masing, pasti seru kalo di lakukan bersama. Bagi teman-teman yang belum punya pacar, semangat terus ngejalanin hobinya, bikin filmnya, percayalah di depan sana ada jodohmu yang siap bikin project cinta barengan ma kamu. Hihihi. Semangat!!
5 Mothisme: Februari 2012  Dimas Luwuk & Ayu Sosin Bagi seorang yang hobi bikin film, terutama teman-teman di UKM Sinematografi Unair bikin film pendek s...

Jumat, 24 Februari 2012

Maniak Film Sangat Perlu Olahraga

Rasanya kalau habis futsal gini pengen deh berhenti merokok, tapi pas keringat udah kering, asap ngebul lagi deh, haha. Buat yang gak ngrokok, saya sarankan gak usah ngrokok deh, tapi buat yang pengen jadi editor, tetep saran saya harus ngrokok. Gak afdol rasanya kalo ngedit gak sambil ngrokok, wkwkwkwk. jangan lupa kopinya juga yah. :)




Menyangkut judul entrian kali ini, saya cuma ingin menyarankan bagi teman-teman yang suka nonton film, berlama-lama duduk di depan layar menonton adegan-adegan dari para aktor yang ganteng dan yang jelek, yang cantik dan yang seksi, dan lain sebagainya jangan lupa untuk berolahraga. Kalo tidak, anda akan sering mengalami kram, kesemutan, dan gejala-gejala linu-linu di sekujur tubuh dan juga mata sepet. Kalau gak percaya coba deh kamu nonton film seharian penuh selama seminggu gak pake ngapa-ngapain, wkwkwkwk.

Tapi serius loh ini teman, seorang maniak film terutama yang hobi nonton film berlama-lama, jangan lupa berolahraga. Biar badan sehat dan jiwa tentram. Sekian share yang penting banget kali ini. Salam Sinema!!
5 Mothisme: Februari 2012 Rasanya kalau habis futsal gini pengen deh berhenti merokok, tapi pas keringat udah kering, asap ngebul lagi deh, haha. Buat yang gak ngrok...

Kamis, 23 Februari 2012

Menggali Ilmu Lewat Workshop Film


Akhirnya selesai juga rangkaian workshop yang di adakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur kali ini. Banyak sekali pengetahuan pengetahuan baru terutama tentang film dokumenter setelah saya mengikuti rangkaian workshop yang di adakan selama 2 hari ini. Di hari yang kedua ini di isi oleh German Mintapraja dan Aman Sugandi, Praktisi film Arek TV. Ada dua materi yang diberikan, yaitu "Peta Film Dokumenter Indonesia/Dunia" dan "Klinik Sinematografi"

Pada materi pertama, semakin terbuka pengetahuan saya tentang film dokumenter. Menurut saya sendiri, membuat film dokumenter sama dengan mengerjakan karya tulis ilmiah seperti tugas-tugas yang ada di perkuliahan, hehe. Perlu riset yang mendalam untuk membuat film dokumenter. Dokumenter bersifat abadi, dan dokumenter bisa menjadi saksi sejarah

Di dalam workshop juga di tampilkan beberapa contoh film dokumenter, diantaranya sebuah film yang menggambarkan keadaan Bali di tahun 1932, dimana masyarakat disana pada waktu itu baik laki-laki maupun perempuan bertelanjang dada. Mungkin saat ini hal itu tidak dilakukan oleh masyarakat terutama perempuan karena merupakan hal yang tabu dan bisa-bisa di serbu FPI, hehe. Tetapi pada tahun 1932 di Bali hal itu merupakan suatu hal yang biasa. Dari satu film tadi akhirnya merambat menjadi isu-isu tentang antropologi, sosiologi,dan lain sebagainya. Jadi film dokumenter disini berfungsi sebagai saksi atau bukti, yang dapat digunakan untuk pembelajaran di bidang-bidang yang lain.

Melalui dokumenter, kita bisa mendaki puncak himalaya, bisa berenang di dasar laut, bahkan sampai bisa melihat hantu, hehe. Dokumenter juga sebagai media perekam kejadian-kejadian yang bisa merubah dunia, seperti perang dunia, peristiwa 10 November di Surabaya, bersatunya jerman, dan lain sebagainya. Dokumenter menjadi saksi sehingga kelak generasi selanjutnya dapat melihat apa yang terjadi di masa lalu. Mungkin saat sekarang anda merekam sesuatu yang tidak mempunyai nilai, tapi sepuluh atau lima puluh tahun kemudian film itu akan mempunyai nilai lebih. Kalo kata bang German, film dokumenter itu gak cuma dahsyat, tapi syatdah! hehe.

Materi yang kedua adalah Klinik Sinematografi. Harapan saya pada materi kali ini peserta bisa melihat langsung dan praktek tentang teknis-teknis kamera. Tetapi ternyata hanya obrolan-obrolan biasa. Memang sih obrolan yang berawal dari tanya jawab dengan semua peserta yang ada cukup berguna bagi saya. Sempat ada pertanyaan kepada pemateri soal hal yang sama, dan Bang Haji (sapaan akrab German Mintapraja) menjawab dengan simpelnya, “memangnya semua yang disini sudah membaca, disini aja gak ada yang jadi member perpustakaan, sudah tau tentang semua teknis-teknis dan hal kecil soal kamera, hampir semua workshop dimana saya menjadi pembicara, kebanyakan peserta ingin langsung praktek aja, gak mau baca dulu. Maunya praktis aja. Ya gak bisa dong?!” bener juga apa yang dikatakan Bang Haji, generasi sekarang maunya yang praktis-praktis aja, maunya langsung jadi. Apalagi di dukung dengan teknologi sekarang yang serba canggih.

Secara keseluruhan dari workshop kali ini saya merasakan suasana yang berbeda. Kalau biasanya forum-forum yang saya ikuti adalah dari sesama kamunitas-komunitas independen yang seumuran, kali ini peserta beragam. Dari mulai tahun kelahiran 70-an sampai 90-an, dari mahasiwa sampai guru sekolah. Dari orang teater sampai pegawai dinas. Sampai-sampai beberapa obrolan saya gak nyambung, terlalu berat kali yahh, terlalu jauh perbedaan umurnya, hehe. Sebenarnya masih banyak pengetahuan-pengetahuan yang ingin saya share dari workshop ini, tapi bingung nulisnya darimana. Nanti deh akan saya share lagi. Oke sekian kali ini, maju terus perfilman Indonesia, terus berkarya teman!



5 Mothisme: Februari 2012 Akhirnya selesai juga rangkaian workshop yang di adakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Tim...
< >