+ -

Pages

Selasa, 26 November 2013

PSYCHOFEST FILM FESTIVAL 2013



          Psychofest Film Festival merupakan salah satu rangkain acara dari  Psychofest yang diselenggarakan oleh Fakultas Psikologi Universitas Airlangga pada tanggal 24-25 November 2013 di Cak Durasim dan XXI Sutos. Pada tahun ini PFF 2013 menggandeng UKM Sinematografi UA sebagai project partnernya. Gelaran tahun ini merupakan yang kedua yang sebelumnya diadakan tahun 2012 dimana saya juga mengikutinya. Tahun ini menurut saya cukup berkembang pesat daripada tahun sebelumnya, dimana tahun ini selain acara utama di XXI Surabaya Townsquare, PFF 2013 juga diselenggarakan di Taman Budaya Surabaya atau kerap disebut Gedung Cak Durasim, dimana tidak hanya film-film finalis yang di screeningkan tetapi ada program-program pemutaran dari film-film yang lolos kurasi. Program program tersebut antara lain

-  Program 1 PE(R)SONA MERAH PUTIH
Dalam program ini akan diputarkan beberapa film yang sama-sama memandang dan mengisahkan sisi tanah air. Bagaimana para anak bangsa sama-sama mengukir kisah di tanah kelahiran dengan cara yang berbeda. Film film yang di putar pada program ini antara lain LAWUH BOLED (Purbalingga) karya Misyatun, OLIH-OLIH JAKARTA (Purbalingga) karya Yasin Hidayat, LANGKA RECEH (Purbalingga) karya Eka S. dan Miftakhun, HANACARAKA (Purbalingga) karya Yasin Hidayat, MENITI HUTAN PANYATAN (Purbalingga) karya Cias S. Astuti, dan ANAK KANAL (Asahan) karya Narindro A. Hutomo.

-  Program 2 KATAKU. KATA HATI.
Beberapa film yang sama-sama menggambarkan perjuangan seseorang untuk menyampaikan suara hati terdalamnya dengan caranya masing-masing. Cara-cara yang mungkin dianggap tak berarti bagi manusia lainnya. Film film yang di putar pada program ini antara lain GUELU (Yogyakarta) karya Rifqi M. Maya, HURUF Z (Surabaya) karya Lela Latifa, Satu Kata (Surabaya) karya Rico Anthony, GEDANG GORENG SOKELAT (Purbalingga) karya Octa Berna R., AMINAH (Yogyakarta) karya Fitro Dizianto, dan DESTINATION (Surabaya) karya Rizky Ramadhan.

-  Program 3 GELITIKATARSIS
Menyuguhkan  berbagai film yang mengandung kritikan terhadap berbagai isu-isu global yang berkembang dalam masyarakat. Katarsis yang menggambarkan pelepasan emosi negatif melalui sentilan-sentilan ringan dalam kehidupan sehari-hari. Film film yang di putar pada program ini antara lain JANGKRIK (Surabaya) karya Salman Al Farisi, DZON!! (Jombang) karya Risa Fahmi M., KONDOM (Cilacap) karya Mira Setiani, BU(KAN) KARTINI (Malang) karya M. Ismail Hamzah,dan GUNDAH GUNDALA (Surabaya) karya Wimar Herdanto.

-  Program 4 AKU INI THANATOS
Thanatos atau instink merusak yang mendorong seseorang untuk berlaku agresi akan disuguhkan pada beberapa kisah dalam film diprogram ini. Kisah-kisah yang menegangkan akibat tindakan-tindakan diluar akal sehat manusia. Film film yang di putar pada program ini antara lain 24HOURS (Malang) karya Putri D. Nitami, DJANGGAL (Depok) karya Adyatama Abhirama, JEJAK (Sidoarjo) karya Dian Islamiati, dan MAKE UP (Jember) karya Alfian Parahita.

-  Program 5 HAPPINESS IS...
Dalam program ini akan disuguhkan berbagai kisah anak manusia yang mengejar kebahagiaan dengan carannya sendiri. Kebahagiaan sederhana versi mereka. Film film yang di putar pada program ini antara lain MOON MAN (Surabaya) karya Viant Virdiant, HARAPAN VS KENYATAAN (Bekasi) karya Bagus Mias Putra, SERDADU POTLOT (Yogyakarta) karya Ghalif P. Shadewa, RESEPSI (Yogyakarta) karya Maulvi D. M., BERBEDA (ITU) NASIB (Aceh) karya Beni Arona, HARYO (Tanggerang) karya Zidny Nafian,dan GRAVITASI (Wonosobo) karya Dena I. Pasha.

          Selain kelima program tersebut ada juga guest screening & discussion oleh Ine Febriyanti dan special screening oleh Sinematografi UA. Tapi sayang sekali saya tidak bisa hadir pada hari pertama festival, sehingga saya belum menonton semua. Terus kok tau program-programnya? ya saya baca katalognya, hehe. Ada beberapa film sih yang sudah saya tonton di festival-festival film yang pernah saya ikuti sebelumnya.

          Saya cuma kebagian film-film yang diputer dihari kedua di XXI Sutos, yaitu 14 film finalis, itupun cuma sesi dua (7film) soalnya saya salah liat jam. Saya kira mulai jam 13.00 eh ternyata mulai jam 12.00, bodohnya dirikuu.. :|. Tapi seenggaknya saya bisa liat film-film pemenangnya sih pada acara awarding.

          Juri-juri pada PPF ini ada tiga orang, yaitu Adrian Jonathan, penulis review film sekaligus kritikus film yang tulisannya sering saya jadikan kitab suci dalam membaca sebuah film, heuheu. Tulisan-tulisannya bisa kalian baca di Cinema Poetica. Juri yang kedua ada Kamila Andini, sutradara dari film Mirror Never Lies yang telah banyak mendapatkan penghargaan diluar negeri, yang ketiga adalah Lulu Ratna, kalau saya bilang beliau adalah Mbah e festival film, dimana ada festival film maka disitulah ada mbak Lulu Ratna, heuheu. Juga Arief Akhmad Yani sebagai kurator turut membantu PFF 2013 ini.

          Dari hasil penilaian 3 juri tersebut keluarlah film-film pemenang, yaitu pemenang kategori pelajar di menangkan oleh LAWUH BOLED, dan kategori umum GUELU, serta 4 film special mention (sebenarnya panitia minta 2 film, tapi oleh juri dipilih 4 film kerena menurut juri ada 4 film yang memang pantas mendapatkannya) yaitu GUNDAH GUNDALA (kategori umum), GRAVITASI, LANGKA RECEH dan OLIH_OLIH JAKARTA (kategori pelajar). Menurut para juri dari 4 film pemenang special mention belum semua aspek dalam film terpenuhi, semisal dalam sinematofrafi, cerita, pengadeganan, artistik, adeiting, dan lain sebagainya, tetapi ada satu aspek dalam masing-masing film yang sangat menonjol dan layak untuk di apresiasi.

          Sedangkan LAWUH BOLED layak mendapatkan juara karena mampu mengangkat isu-isu pentinng yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, dengan gaya bertutur yang sangat sederhana. Untuk film GUELU, film ini hanya berdurasi 1 menit 50detik, tetapi film ini mampu menunjukkan makna sebenarnya dari film pendek. Fokus pada satu konflik dan tidak bertele-tele. Kebanyakan film-film yang lain terlalu banyak konflik, terlalu banyak hal yang ingin di omongkan dalam film tersebut, tetapi malah menjadi kabur dan tidak fokus, maka dipilihlah GUELU sebagai pemenang, itu juga masih kata-kata dari juri sih, seingat saya, wkwkwkw.

          Secara keseluruhan film-film yang ada sudah cukup bagus, tetapi masih kurang bagus (piye toh bingung toh, maklum saya bukan penulis, bukan juga kritikus, cuma suka nulis iseng-iseng aja, hheuheu). Yang sangat menonjol kurang bagus dalam film-film PFF 2013 maupun film-film pendek pada umunya, menurut saya masih sangat kurang kuat dalam penokohan, maksud saya si pemeran kurang mendalami karakter seperti dialognya, ekspresinya dan sebaginya (misal dialog yang seharsunya membawa suasana dramatis, tetapi karena pengucapan tidak tepat maka rasa dramatisnya akan kurang terasa). Hal seperti ini kerap juga saya temui dalam film-film panjang Indonesia. Karena hal tersebut, saya sebagai penonton jadi kurang bisa merasuk dalam film tersebut (tsahh.. bahasanya).

          Begitulah pengalaman saya selama mengikuti PFF walaupun hanya secuil dari sebagian besar rangkaian acara yang ada. Mohon maaf jikalau tulisan saya tidak berkenan. Banyak sekali pengalaman baru yang saya dapatkan, terutama gejolak untuk berkarya a.k.a membuat film sendiriii.. (macak filmaker). Kerap kali setelah mengikuti festival film semangat itu mulai tumbuh, tetapi seiring berjalannya waktu ditambah pekerjaan dikantor serta skripsi yang tak kunjung mendapatkan pencerahan dari langit semangat tersebut sedikit tersisihkan. Percayalah banyak sekali manfaat yang didapat dari sebuah festival film, terutama untuk anak-anak yang ngaku suka film dan ikutan UKM film, jangan malas-malas ikut festival film. Terima kasih untuk panitia PFF, ditunggu tahun depan untuk PFF 2014, semoga bisa semakin maju dan saya bisa ikutan ngirim film, heuheuheuheuuuu... xD
numpang mejeng, film PALAK yang saya produseri ikutan diputar sebagai pembuka pada acara awarding.. :P

5 Mothisme: PSYCHOFEST FILM FESTIVAL 2013           Psychofest Film Festival merupakan salah satu rangkain acara dari  Psychofest yang diselenggarakan oleh Fakultas Psikologi Un...

6 komentar:

  1. menurut ane Festival Film ini paling konsisten di surabaya, semoga festival ini jadi icon surabaya nantinya dan menggantikan IN*IS yang sedang mati suri... :P

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga saja, mengingat ini baru memasuki tahun kedua kedepannya diharapkan dapat lebih baik lagi sehingga dapat merangsang (jangan diartikan negatif) komunitas-komunitas film di Surabaya dalam berkarya, sehingga yang mati suri dapat kembali hidup dan suri-suri rambut lagi, *uwooppooo....

      Hapus
  2. Hallo...

    Reviewmu cukup membantu saya membayangkan kemeriahan acara Psychofest 2013 kemarin. Sayang saya tidak sempat hadir sebab ada pekerjaan di sini (Jogja). Kalokalo ada foto-fotonya, mungkin lebih meriah lagi saya membayangkannya. Hee.... Terima kasih juga untuk kesanmu di film GUELU.

    Btw, kamu juga ikut XXI 2012 kemarin? Saya hanya bertemu dengan Jaka saja. Salam kenal buatmu dan salam spesial buat Jaka.

    Salam,
    :]

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha, sama-sama, iya nih gak sempet foto-foto

      salam balik cak.

      Hapus
    2. Yo'i...... Hey, apa kemarin kamu ke pemutaran Saturday Movie Screening di Cak Durasim itu? Tgl 25 Januari kemarin? kenapa kita gak janjian untuk ketemuan, yak. sebab kamu di Surabaya, kan? haa.... sudahlah, sudah lewat juga. mungkin tuhan kasih waktu lain. salam....

      Hapus
    3. Setdah.. Saya kan yg ngupi2 bar kelar acara sama situ dan cakwaw.. -.-

      Hapus

< >