salam! postingan kali ini akan
melanjutkan postingan yang part1. Gimana nih para pembaca, apakah berguna
tulisan saya di part1? kok g ada yg komen sih, apa gitu? jelek yah postingan
saya? huhuhu,, *sedih *galau wkwkwkwkwk.
Sudah sudah hiraukan saja intro
di atas. Segera saja saya tampilkan postingan tentang kamera yang part2 ini.
Tapi kali ini bahasanya tinggi banget nih, saya sendiri banyak yang gak mudeng,
teknis banget ini, hoho. Tapi baca sajalah, gak ada ceritanya membaca itu rugi,
buang-buang waktu atau apalah alasan lainya. ALLAH SWT. aja pertama kali sudah
menyuruh umatnya membaca. Iqra', Iqra'. yaudah mari baca saja yuuk, cuz.
JENIS JENIS KAMERA
![]() |
kamera studio - picture from random googling |
Kamera Broadcast Portable
Kamera
jenis ini lebih ramping, cocok untuk digunakan di studio maupun di lapangan.
Dengan lensa zoom dan viewfinder yang lebih besar maka kamera
portabel juga digunakan di studio produksi. Dan karena lebih ramping dibandingkan
dengan kamera studio, unit kamera ini bisa bekerja di lapangan secara langsung.
Kamera portabel memiliki semua sirkuit yang dibutuhkan serta memiliki
fungsi-fungsi yang otomatis. Kamera jenis ini juga memiliki videotape recorder
sebagai bagian dari body kamera.
![]() |
kamera broadcast portable - picture from random googling |
Kamera Ringan atau
Lightweight Camera
Untuk kebutuhan dilapangan
produsen juga membuat jenis kamera yang ringan. Hampir sama dengan jenis kamera
portabel namun jenis kamera ini lebih kecil lagi. Bisa digunakan secara
hand-held atau memakai tripod.
![]() |
kamera ringan - picture from random googling |
Kamera Kecil atau Handycam
Kamera
ini lebih populer dengan nama handycam. Jenisnya kecil, dibuat karena untuk
pertimbangan harga yang murah. Digunakan untuk home use, handycam banyak
dijumpai di pasaran.
![]() |
handycam - picture from random googling |
Sinematrography Elektronik
Jenis
kamera ini adalah jenis kamera televisi yang didisain dengan karakter yang
menyerupai kamera film. Menggunakan tape yang selanjutnya di transfer ke dalam
bentuk seluloid.
BAGIAN-BAGIAN KAMERA
Tiap kamera memiliki
bagian-bagian sesuai dengan fungsinya masing-masing. Kamera televisi secara
normal didisain khusus agar cocok untuk aplikasi tertentu. Sebuah kamera studio
misalnya, memiliki viewfinder yang besar agar kameramen bisa dengan mudah
mengoreksi fokus secara akurat. Seorang kameramen berita akan lebih nyaman
dengan kamera yang kompak karena mudah untuk dibawa walaupun harus
berpindah-pindah tempat. Tetapi pada dasarnya fungsi dari tiap bagian-bagian
kamera adalah sama.
Lensa
Lensa kamera merupakan
“mata” yang berfungsi menerima gambar secara natural. Lensa kamera memiliki penyesuai
area, lensa jenis ini disebut lensa zoom, tapi sistem lensa yang fix yang
paling banyak digunakan dalam pembuatan film. Tetapi untuk kameramen berita biasanya
menggunakan lensa zoom. Sekali lagi ini sesuai kebutuhan pekerjaan.
Beam Splitter (pembagi cahaya)
Di dalam sistem tv warna,
warna gambar natural sebenarnya di bagi menjadi tiga versi identik, yakni
cahaya berwarna merah (Red), hijau (Green) dan biru (Blue) yang direflesikan
dari sebuah subyek (biasa disingkat RGB). Hal ini bisa dilakukan dengan tiga
metode, yakni :
-
Dichroic mirror
-
Prisma blok khusus, atau
-
Filter bergaris
Tabung Kamera, Solid-State Image
Sensors (CCD-
Charge Coupled Device)
Secara sederhana, urutan
teratas kamera televisi memiliki 3 tabung yang terbagi atas komponen warna merah,
hijau, dan biru pada gambar berwarna. Informasi gambar secara detail dan brightness (luminance) dipancarkan dari
gabungan gelombang warna yang diterima. Kini kamera video memiliki CCD yang
canggih, sesuai dengan jenis kamera yg dikeluarkan. Bahkan sekarang CCD telah
berevolusi menjadi CMOS (Complementary metal-oxide semiconductor) yang
merupakan sensor yang lebih canggih daripada CCD.
Viewfinder
Letak viewfinder lazimnya
berada di paling atas kamera atau berada di samping kiri kamera. Viewfinder
memiliki layar monochrome atau hitam putih, namun sekarang seiring perkembangan
teknologi yang semakin canggih, viewfinder sudah berwarna semua.
Mounting
Mounting
kamera adalah bagian paling bawah dari kamera yang berfungsi untuk menyandarkan
kamera pada tripod, agar kamera bisa digerakan sesuai keinginan dari kameramen.
KONTROL KAMERA
Semua jenis kamera memiliki
tiga urutan control : Untuk penyesuaian selama pengambilan gambar, Penyesuaian
kembali kondisi ketika perubahan diinginkan, Atau ketika kamera “didiamkan
sendirian”. Pada kamera studio, sebagian kontrol dioperasikan melalui CCU (Control Camera Unit) yang
terpisah dari kamera. Jadi ada operator sendiri untuk mengoperasikan CCU yang
bertugas mengontrol terang gelap serta keseimbangan warna dan lainnya agar
gambar yang dihasilkan bisa maksimal. Jadi seorang kameramen akan konsentrasi
pada framing saja. Pertanyaanya, bagaimana kalau kameramen menggunakan kamera
portabel atau kamera kombo? Siapa yg mengontrol setting kamera? Ya kameramen
itu sendiri. Jadi seorang kameramen harus memiliki kemampuan mengoperasikan
atau menyetel setting kamera.
Lensa Kamera
Lensa kamera adalah mata
kamera atau jantung dari kamera itu sendiri. Seorang Kameraman harus benar-benar
konsentrasi dan teliti dalam menggunakan lensa kamera. Sistim pada lensa kamera secara normal
memiliki tiga penyetelan atau adjustment yang bisa distel secara manual atau
semi otomatis.
-
Fokus, penyetelan jarak dimana gambar harus jelas/fokus.
-
f-stop, penyetelan variable diafragma iris di dalam lensa
-
Zoom, merubah jarak focal (focal length), disesuaikan berapa
banyak pemandangan/ gambar bisa dicapai.
Secara keseluruhan yang bisa
dilakukan saat mengontrol lensa kamera adalah agar gambar atau shot bisa
jelas/fokus, gambar bisa memiliki kedalaman atau depth of field yg baik, shot memiliki sudut yang baik, serta “besar
kecilnya” gambar yang diinginkan.
Sudut Lensa
Umumnya layar televisi
memiliki proporsi 4:3, sedangkan pada film layar lebar umumnya 16:9. Lensa
kamera secara normal bisa menangkap gambar dengan proporsi 4:3. Hitungan ini
menjadi acuan bagaimana agar kita bisa memanfaatkan lens angle atau sudut lensa. Selain lensa yang normal, terdapat
juga lensa tele atau narrow lens
untuk pengambilan gambar yang jauh serta lensa wide atau wide lens, untuk mendapatkan gambar lebih lebar lagi.
Kontrol Zoom
Kontrol zoom berfungsi untuk
mendekatkan atau menjauhkan obyek. Pada tombol ini terdapat kode W (wide angle)
dan T (Telephoto). Jika tombol zoom ditekan di kode W maka gambar atau obyek
kelihatan mendekat (zoom in), jika control zoom dg kode T yg ditekan maka obyek
akan menjauh (zoom out).
Fokus
Untuk membuat gambar menjadi
fokus, setel atau adjust lensa dg memutar ring fokus. Hal ini juga bisa disesuaikan
dengan merubah kontrol zoom. Fokus juga akan jauh lebih mudah jika obyek yg
kita shooting memiliki cahaya yang cukup.
f-numbers (f-stops)
f-stop sebenarnya bisa
dihitung. Ini persis seperti pada lensa photo still (tustel, fotografi).
Angka-angka tersebut adalah f/1.4 ; 2 ; 2.8 ; 4 ; 5.6 ; 8 ; 11 ; 16 ; 22 ; 32.
Dalam kenyataanya angka-angka tersebut bisa menjadi 3.5 4.5 6.3. Sebagai contoh
dalam bukaan pertama dari f/8 ke f/4 artinya gambar lebih terang empat kali
lipat. Agar kita memiliki depth of field yang baik harus memiliki pencahayaan
yang cukup.
Exposure dan Iris
Orang
sering beranggapan kalau gambar yang bagus adalah gambar yang terang (sinetron
banget kan). Pada kenyataanya hal ini tidak selalu benar. Yang benar gambar
yang bagus adalah jika obyek memiliki tones yang benar. Dalam kamera standar
memiliki auto-iris, kalau fasilitas ini di aktifkan, maka secara otomatis lensa
akan menyetelnya, rongga lensa terbuka sesuai kebutuhan cahaya yang masuk.
Fasilitas auto-iris bermanfaat ketika seorang kameramen harus berpindah-pindah
tempat dimana pencahayaan belum tentu sama. Sayangnya, jika fasilitas ini
dipakai kadangkala obyek menjadi tidak konstan. Jadi baiknya adalah fasilitas
ini digunakan pertama kali, selanjutnya gunakan manual iris. Jika pindah lokasi
atau pencahayaan berbeda lakukan dg auto iris kembali, setelah itu kembali ke
manual lagi.
Seorang kameramen dan krunya
biasanya sebelum melakukan shooting membuat Pre-rehearseal checkout list, agar
tidak ada perlengkapan shooting yang ketinggalan, Diantaranya :
-
Preliminaries (kamera dicek apakah hidup, atau perlu warm up
terlebih dahulu)
-
Kabel Kamera (yakinkan semua kabel bisa berfungsi baik)
-
Mounting / dudukan kamera (apakah berfungsi normal atau tidak,
lubang bautnya dol atau tidak)
-
Viewfinder (menyala atau tidak)
-
Cable guards (berfungsi untuk mengamankan kamera)
-
Lens cap (penutup lensa), agar lensa tidak kena debu dsb.
-
Focus (cek apakah fokusnya baik)
-
Zoom (cek apakah zoom bisa berjalan normal)
-
Batere Kamera + Charger (pastikan baterai sudah terisi penuh)
-
Kaset (untuk merekam gambar, ada sekarang memakai memori)
-
Lampu + Stand lampu (pastikan dalam kondisi menyala)
Microphone
(cek kondisinya apakah bisa berfungsi normal)
Apabila ada yang ketinggalan, tips dari saya adalah tetap berpikir jernih, beli di toko terdekat apabila ada, manfaatkan waktu sebaik mungkin dengan secepatnya kembali mengambil dirumah. Jangan sampai terbawa emosi dan marah-marah tak jelas apalagi memarahi orang lain. Hal itu tidak akan menyelesaikan masalah dan bisa-bisa malah menyebabkan masalah baru, hihi. Sekian postingan kali ini, tunggu part selanjutnya yah, kalo tidak sabar menunggu segeralah ke bengkel terdekat dan belilah spare part asli. hihihi, *asli garing
wahh ada yg ngerti soal kamera. sippp :D
BalasHapusWeleehh... Kbetulan aja kok bis ikut workshop dpt materi ini.. Tak share deh.. Hehe
BalasHapus